Dalam berikatan
sesama atom karbon terdapat tiga kemukinan, pertama membentuk ikatan tunggal,
ikatan rangkap dua dan ikatan rangkap tiga. Senyawa dengan ikatan tunggal
disebut dengan senyawa hidrokarbon jenuh.
Adapun panjang ikatan tunggal C–C adalah 0,154 nm. Ikatan
karbon-karbon adalah ikatan kovalen antara dua atom karbon. Bentuk yang paling
umum adalah ikatan tunggal: ikatan yang tersusun atas dua elektron, satu dari
masing-masing dua atom. Ikatan tunggal karbon-karbon adalah ikatan sigma dan
dikatakan terbentuk dari satu orbital hibrid dari masing-masing atom karbon. Dalam
hal ini Etana, C2H6,
merupakan contoh paling sederhana dari molekul yang mengandung ikatan
karbon-karbon.
Percabangan
juga sering terjadi pada C-C kerangka. Atom karbon yang berbeda dapat
diidentifikasi sehubungan dengan jumlah karbon tetangga:
1)
atom karbon primer: satu atom karbon tetangga
2)
atom karbon sekunder: dua atom karbon tetangga
3)
tersier atom karbon: tiga atom karbon tetangga
4)
kuartener atom karbon: empat atom karbon tetangga
Pembentukan Ikatan C-C
1 . Melalui reaksi
radikal bebas
Tidak terkendali, dapat melakukan reaksi berantai
(tidak digunakan dalam sintesis).
2 . Melalui reaksi antara C+ dengan
C-
Lebih terkendali (digunakan dalam sintesis).
Contoh
lain reaksi yang membentuk ikatan karbon-karbon adalah reaksi Aldol, reaksi Diels-Alder,
penambahan reagen Grignard ke grup karbonil, reaksi Heck, reaksi Michael dan
reaksi Wittig.
Nukleofil dan elektrofil
Pada proses heterolisis akan terjadi
nukleofil dan elektrofil.
a. Nukleofil adalah spesies (atom /
ion/ molekul) yang kaya elektron, sehingga dia tidak
suka akan elektron tetapi suka akan
nukleus (inti yang kekurangan elektron).
Contoh nukleofil:
b. Elektrofil adalah spesies (atom /
ion / molekul) yang kekurangan elektron, sehingga
ia suka akan elektron.
Contoh elektrofil:
Menurut konsep asam basa Lewis
nukleofil adalah suatu basa, sedangkan elektrofil adalah suatu asam. Reaksi
senyawa karbon pada dasarnya adalah reaksi antara suatu nukleofil dengan suatu
elektrofil.
Reaksi Substitusi
Reaksi
substitusi terjadi apabila sebuah atom atau gugus yang berasal dari pereaksi
menggantikan sebuah atom atau gugus dari molekul yang bereaksi. Reaksi substitusi
dapat terjadi pada atom karbon jenuh atau tak jenuh.
1.
Reaksi substitusi nukleofilik
Pada
reaksi substitusi nukleofilik atom/ gugus yang diganti mempunyai elektronegativitas
lebih besar dari atom C, dan atom/gugus pengganti adalah suatu nukleofil, baik
nukleofil netral atau nukleofil yang bermuatan negatif.
Reaktivitas
relatif dalam reaksi substitusi nukleofilik dipengaruhi oleh reaktivitas nukleofil,
struktur alkilhalida dan sifat dari gugus terlepas. Reaktivitas nukleofil dipengaruhi
oleh basisitas, kemampuan mengalami polarisasi, dan solvasi.
Reaksi
Substitusi Nukleofilik Pada dasarnya terdapat dua mekanisme reaksi substitusi
nukleofilik. Mereka dilambangkan dengan SN2 adan SN1. Bagian SN menunjukkan
substitusi nukleofilik, sedangkan arti 1 dan 2 akan dijelaskan kemudian.
A. Reaksi SN1 Mekanisme SN1 dalah proses dua tahap.
Pada tahap pertama, ikatan antarakarbon dengan gugus pergi putus.
Gugus
pergi terlepas dengan membawa pasangan elektron, dan terbentuklah ion
karbonium. Pada tahap kedua (tahap cepat), ion karbonium bergabung dengan
nukleofil membentuk produk
Pada
mekanisme SN1, substitusi terjadi dalam dua tahap. Notasi 1 digunakan sebab
pada tahap lambat hanya satu dari dua pereaksi yang terlibat, yaitu substrat.
Tahap ini sama sekali tidak melibatkan nukleofil.
B. Reaksi SN2 Mekanisme SN2 adalah proses satu tahap
yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Nukleofil
menyerang dari belakang ikatan C-X. Pada keadaan transisi, nukleofil dan gugus
pergi berasosiasi dengan karbon di mana substitusi akan terjadi. Pada saat
gugus pergi terlepas dengan membawa pasangan elektron, nukleofil memberikan
pasangan elektronnya untuk dijadikan pasangan elektron dengan karbon. Notasi 2
menyatakan bahwa reaksi adalah bimolekuler, yaitu nukleofil dan substrat
terlibat dalam langkah penentu kecepatan reaksi dalam mekanisme reaksi.
2.
Reaksi substitusi elektrofilik
Benzena
memiliki rumus molekul C6H6, dari rumus molekul tersebut seyogyanya benzena termasuk
golongan senyawa hidrokarbon tidak jenuh. Namun ternyata benzena mempunyai
sifat kimia yang berbeda dengan senyawa hidrokarbon tidak jenuh. Beberapa
perbedaan sifat benzena dengan senyawa hidrokarbon tidak jenuh adalah diantaranya
bahwa benzena tidak mengalami reaksi adisi melainkan mengalami reaksi
substitusi. Pada umumnya reaksi yang terjadi terhadap molekul benzena adalah
reaksi substitusi elektrofilik, hal ini disebabkan karena benzena merupakan
molekul yang kaya elektron. Ada 4 macam reaksi substitusi elektrofilik terhadap
senyawa aromatik,
y a i t u :
Pada reaksi substitusi elektrofilik
dikenal empat macam mekanisme yaitu: SE1, SE2 (depan), SE2
(belakang) dan SEi. SE1 adalah substitusi elektrofilik
unimolekuler sedangkan SE2 dan SEi adalah substitusi
elektrofilik bimolekuler.
1.
Mekanisme substitusi elektrofilik unimolekuler (SE1)
Mekanisme
reaksi substitusi elektrofilik unimolekuler (SE1) terdiri dari dua
tahap, yaitu tahap ionisasi yang berlangsung lambat dan merupakan tahap penentu
laju reaksi, dan tahap penggabungan karbanion dengan elektrofil yang
berlangsung cepat.
lambat
Tahap 1. R-X R- : + X+
cepat
Tahap 2. R- : + Y+ R – Y
Elektrofil
Produk
reaksi yang mengikuti mekanisme SE1 dapat menghasilkan produk dengan
mempertahankan konfigurasi semula (retensi), atau rasemisasi, atau pembalikan
konfigurasi (inversi) sebagian, tergantung pada faktor-faktor kestabilan
karbanion, konsentrasi elektrofil, kekuatan elektrofil, dan konfigurasi karbanion.
2.
Mekanisme substitusi elektrofilik bimolekuler (SE2 dan SEi)
Mekanisme
reksi substitusi elektrofilik bimolekuler pada senyawa alifatik terjadi melalui
pemutusan ikatan antara gugus pergi dengan substrat dan pembentukan ikatan baru
antara elektrofil dengan substrat berlangsung dalam waktu yang bersamaan. Kebanyakan
reaksi substitusi elektrofilik bimolekuler (orde kedua) menghasilkan produk dengan
mempertahankan konfigurasi semula. Hal ini berarti bahwa pada umumnya reaksi
berlangsung dengan mekanisme dimana elektrofil menyerang substrat dari arah
depan, SE2 (depan) atau SEi.
Kenyataan
ini berlawanan dengan mekanisme SN2. Pada mekanisme SN2,
nukleofil menyerang atom karbon yang mengikat gugus pergi, sedangkan pada
mekanisme SE2 elektrofil menyerang elektron yang mengikat atom
karbon dan gugus pergi. Oleh karena itu reaksi berlangsung lebih cepat jika
elektrofil menyerang substrat dari sisi yang sama dengan kedudukan gugus pergi
daripada sebaliknya karena adanya halangan sterik.
Reaksi Adisi
Reaksi
adisi terjadi pada senyawa tak jenuh. Molekul tak jenuh dapat menerima tambahan
atom atau gugus dari suatu pereaksi. Dua contoh pereaksi yang mengadisi pada
ikatan rangkap adalah brom dan hidrogen. Adisi brom biasanya merupakan reaksi
cepat, dan sering dipakai sebagai uji kualitatif untuk mengidentifikasi ikatan rangkap
dua atau rangkap tiga. Reaksi adisi secara umum dapat digambarkan sebagai
berikut:
1. Adisi elektrofilik
Tahap reaksi adisi elektrofilik adalah:
ô€€ Tahap
1: serangan terhadap elektrofil E+ yang terjadi secara lambat,
ô€€ Tahap
2 : serangan nukleofil terhadap karbonium,
Sebagai contoh apabila etena bereaksi
dengan HBr , mekanisme reaksi mengikuti langkah sebagai berikut:
2. Adisi nukleofilik
Tahap reaksi adisi nukleofilik adalah:
Adisi nukleofilik ini khusus untuk HX
terhadap senyawa C = C – Z, dimana Z adalah CHO, COR, COOR, CN, NO2, SO2R,
gugus ini mendominasi delokalisasi elektron pada senyawa intermediet.
Pertanyaan:
1. Sebutkan reaksi yang dapat membetuk ikatan
karbon-karbon(C-C)?
2. Sebutkan
faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi SN1 dan SN2?
3. Bagaimana perbedaan laju reaksi dan produk yang dihasilkan antara mekanisme substitusi elektrofilik unimolekuler(SE1)dan bimolekuler(SE2)?
3. Bagaimana perbedaan laju reaksi dan produk yang dihasilkan antara mekanisme substitusi elektrofilik unimolekuler(SE1)dan bimolekuler(SE2)?
Sumber:
Fessenden dan Fessenden. 1986. Kimia
Organik Jilid I. Jakarta : Erlangga.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/PENGGOLONGAN%20SENYAWA%20ORGAN IK%20DAN%20DASAR-DASAR%20REAKSI.pdf.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTerimakasih della,
BalasHapusSaya mencoba menjawab pertanyaan 1 dan 2,yaitu :
1.Reaksi yang dapat membentuk ikatan karbon-karbon adalah reaksi Aldol, reaksi Diels-Alder, penambahan reagen Grignard ke grup karbonil, reaksi Heck, reaksi Michael dan reaksi Wittig.
2. yaitu efek substituen, kekuatan nukleofil, gugus pergi yang baik, efek sterik pada nukleofil dan efek sterik substrat
Terimakasih della
BalasHapusSaya mencoba menjawab pertanyaan 1 dan 2,yaitu:
1.Reaksi yang dapat membentuk ikatan karbon-karbon adalah reaksi Aldol, reaksi Diels-Alder, penambahan reagen Grignard ke grup karbonil, reaksi Heck, reaksi Michael dan reaksi Wittig.
2. yaitu efek substituen, kekuatan nukleofil, gugus pergi yang baik, efek sterik pada nukleofil dan efek sterik substrat
Terima kasih atas penjelasannya
BalasHapusSaya akan mencoba menjawab pertanyaan nmr 3
3. Laju reaksi yang mengikuti mekanisme SE1 tidak dipengaruhi oleh konsentrasi elektrofil karena tahap penentu laju reaksi adalah tahap ionisasi (pembentukan karbanion) sedangkan Mekanisme substitusi elektrofilik bimolekuler (SE2)reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi elektrofil dan substrat.
Produk reaksi yang mengikuti mekanisme SE1 dapat menghasilkan produk dengan mempertahankan konfigurasi semula (retensi), atau rasemisasi, atau pembalikan konfigurasi (inversi) sebagian, tergantung pada faktor-faktor kestabilan karbanion, konsentrasi elektrofil, kekuatan elektrofil, dan konfigurasi karbanion sedangkan produk reaksi yang mengikuti mekanisme SE2 dan SEi menghasilkan produk dengan mempertahankan konfigurasi semula.
Semoga bermanfaat
materi yang sangat menarik saya akan menajwab pertanyaan nomor 1, Melalui Reaksi Radikal bebas, Tidak terkendali, dapat melakukan reaksi berantai (tidak digunakan dalam sintesis) dan Melalui reaksi antara C+ dengan C- Lebih terkendali (digunakan dalam sintesis).
BalasHapusTerimakasih atas materinya della. Saya akan menjawab pertanyaan yg anda ajukan dimana reaksi yang dapat membentuk ikatan karbon-karbon seperti yang anda jelaskan pada materi diatas yaitu reaksi Aldol, reaksi Diels-Alder, penambahan reagen Grignard ke grup karbonil, reaksi Heck, reaksi Michael dan reaksi Wittig. sedangkan faktor yg mempengaruhi SN1 dan SN2 adalah adanga efek substituen, kekuatan nukleofil, gugus pergi yang baik, efek sterik pada nukleofil dan efek sterik substrat (halangan sterik pada substrat). Terimakasih
BalasHapusTerimakasih atas penjelasan yang telah disampaikan della .. saya ingin mencoba menjawab pertanyaan yang telah anda ajukan
BalasHapusJawaban:
1.terdapat beberapa reaksi yang dapat menyebabkan terbentuknya ikatan c-c diantaranya adanya aksi Aldol, reaksi Diels-Alder, penambahan reagen Grignard ke grup karbonil, reaksi Heck, reaksi Michael dan reaksi Wittig.
2. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi yaitu efek substituen, kekuatan nukleofil, gugus pergi yang baik, efek sterik pada nukleofil dan efek sterik substrat
Hai della, menurut saya
BalasHapus1. bisa memlaui reaksi pembentukan radikal, lalu reaksi antara karbon nujleofil dan elektrofil, selain itu reaksi Aldol, reaksi Diels-Alder, penambahan reagen Grignard ke grup karbonil, reaksi Heck, reaksi Michael dan reaksi Wittig.
2. menurut saya yang mempengaruhi adalah substratnya (mis : alkil halida primer, sekunder, tersier), nukleofilnya, gugus pergi, serta pelarut
terimakasih
Menurut saya,faktor yang mempengaruhi reaksi SN1 dan SN2 ialah efek substituen, kekuatan nukleofil, gugus pergi yang baik, efek sterik pada nukleofil dan efek sterik substrat. Selanjutnya laju reaksi yang mengikuti mekanisme SE1 tidak dipengaruhi oleh konsentrasi elektrofil dikarenakan tahap penentu laju reaksi adalah tahap ionisasi (pembentukan karbanion) produk hasilnya rasemisasi sedangkan mekanisme substitusi elektrofilik bimolekuler (SE2) reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi elektrofil dan substrat produk hasilnya mempertahankan konfigurasi semula.
BalasHapusTerimakasih atas pemaparan materi yang sangat bermanfaat , menurut saya untuk jawaban yang pertama dan kedua yakni
BalasHapus1.Reaksi yang dapat membentuk ikatan karbon-karbon adalah reaksi Aldol, reaksi Diels-Alder, penambahan reagen Grignard ke grup karbonil, reaksi Heck, reaksi Michael dan reaksi Wittig.
2. yaitu efek substituen, kekuatan nukleofil, gugus pergi yang baik, efek sterik pada nukleofil dan efek sterik substrat.
Terima kasih atas materinya
BalasHapusMenirut saya Laju reaksi yang mengikuti mekanisme SE1 tidak dipengaruhi oleh konsentrasi elektrofil karena tahap penentu laju reaksi adalah tahap ionisasi (pembentukan karbanion) sedangkan Mekanisme substitusi elektrofilik bimolekuler (SE2)reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi elektrofil dan substrat.
Produk reaksi yang mengikuti mekanisme SE1 dapat menghasilkan produk dengan mempertahankan konfigurasi semula (retensi), atau rasemisasi, atau pembalikan konfigurasi (inversi) sebagian, tergantung pada faktor-faktor kestabilan karbanion, konsentrasi elektrofil, kekuatan elektrofil, dan konfigurasi karbanion sedangkan produk reaksi yang mengikuti mekanisme SE2 dan SEi menghasilkan produk dengan mempertahankan konfigurasi semula.
terima kasih atas materinya, menurut saya jawaban no 1 yaitu Reaksi yang dapat membentuk ikatan karbon-karbon adalah reaksi Aldol, reaksi Diels-Alder, penambahan reagen Grignard ke grup karbonil, reaksi Heck, reaksi Michael dan reaksi Wittig.
BalasHapusterima kasih della, untuk pertanyaan no 2 dan 3 menurut saya dimana reaksi yang dapat membentuk ikatan karbon-karbon seperti yang anda jelaskan pada materi diatas yaitu reaksi Aldol, reaksi Diels-Alder, penambahan reagen Grignard ke grup karbonil, reaksi Heck, reaksi Michael dan reaksi Wittig. sedangkan faktor yg mempengaruhi SN1 dan SN2 adalah adanga efek substituen, kekuatan nukleofil, gugus pergi yang baik, efek sterik pada nukleofil dan efek sterik substrat (halangan sterik pada substrat).
BalasHapusTerimakasih atas materinya
BalasHapusSaya akan menjawab
Menurut saya
1.Reaksi yang dapat membentuk ikatan karbon-karbon adalah reaksi Aldol, reaksi Diels-Alder, penambahan reagen Grignard ke grup karbonil, reaksi Heck, reaksi Michael dan reaksi Wittig.
2. yaitu efek substituen, kekuatan nukleofil, gugus pergi yang baik, efek sterik pada nukleofil dan efek sterik substrat
3.
Laju reaksi yang mengikuti mekanisme SE1 tidak dipengaruhi oleh konsentrasi elektrofil karena tahap penentu laju reaksi adalah tahap ionisasi (pembentukan karbanion) sedangkan Mekanisme substitusi elektrofilik bimolekuler (SE2)reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi elektrofil dan substrat.
Produk reaksi yang mengikuti mekanisme SE1 dapat menghasilkan produk dengan mempertahankan konfigurasi semula (retensi), atau rasemisasi, atau pembalikan konfigurasi (inversi) sebagian, tergantung pada faktor-faktor kestabilan karbanion, konsentrasi elektrofil, kekuatan elektrofil, dan konfigurasi karbanion sedangkan produk reaksi yang mengikuti mekanisme SE2 dan SEi menghasilkan produk dengan mempertahankan konfigurasi semula.
Semoga bermanfaat
Terimakasih
Terimakasih atas penjelasannya della
BalasHapusSaya akan mencoba menjawab pertanyaannya
3. Laju reaksi yang mengikuti mekanisme SE1 tidak dipengaruhi oleh konsentrasi elektrofil karena tahap penentu laju reaksi adalah tahap ionisasi (pembentukan karbanion) sedangkan Mekanisme substitusi elektrofilik bimolekuler (SE2)reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi elektrofil dan substrat.
Produk reaksi yang mengikuti mekanisme SE1 dapat menghasilkan produk dengan mempertahankan konfigurasi semula (retensi), atau rasemisasi, atau pembalikan konfigurasi (inversi) sebagian, tergantung pada faktor-faktor kestabilan karbanion, konsentrasi elektrofil, kekuatan elektrofil, dan konfigurasi karbanion sedangkan produk reaksi yang mengikuti mekanisme SE2 dan SEi menghasilkan produk dengan mempertahankan konfigurasi semula.
Terimakasih :)
terimakasih materinya..
BalasHapussaya akan mencoba menjawab pertanyaan anda..
1.Reaksi yang dapat membentuk ikatan karbon-karbon, yaitu reaksi Aldol, reaksi Diels-Alder, penambahan reagen Grignard ke grup karbonil, reaksi Heck, reaksi Michael dan reaksi Wittig.
2. faktor yang mempengaruhi reakai Su stitusi nukleofilikyaitu efek substituen, kekuatan nukleofil, gugus pergi yang baik, efek sterik pada nukleofil dan efek sterik substrat
terimakasih atas materinya
BalasHapussaya akan mencoba menjawab pertanyaan anda
2. faktor yang mempengaruhinya adalah adanya efek substituen, kekuatan nukleofil, gugus pergi yang baik, efek sterik pada nukleofil dan efek sterik subrat
3. pada mekanisme SE1 laju reaksinya tidak dipengaruhi oleh konsentrasi elektrofil hal ini karena pada mekanisme SE1 tahap penentu laju reaksinnya yaitu ionisasi sedangkang pada mekanisme SE2 reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi elektrofil dan subrat. selain itu Produk reaksi yang mengikuti mekanisme SE1 dapat menghasilkan produk dengan mempertahankan konfigurasi semula , atau rasemisasi, atau pembalikan konfigurasi sebagian, tergantung pada faktor-faktor kestabilan karbanion, konsentrasi elektrofil, kekuatan elektrofil, dan konfigurasi karbanion sedangkan produk reaksi yang mengikuti mekanisme SE2 dan SEi menghasilkan produk dengan mempertahankan konfigurasi semula.
Materi yang menarik Della, reaksi yang dapat membentuk ikatan C-C yaitu reaksi Aldol, reaksi Diels-Alder, penambahan reagen Grignard ke grup karbonil, reaksi Heck, reaksi Michael dan reaksi Wittig.
BalasHapusFaktor yang mempengaruhi SN1 dan SN2 yaitu efek substituen, kekuatan nukleofil, gugus pergi yang baik, efek sterik pada nukleofil dan efek sterik substrat.
terimakasih materinya..
BalasHapussaya akan mencoba menjawab pertanyaan anda..
1.Reaksi yang dapat membentuk ikatan karbon-karbon, yaitu reaksi Aldol, reaksi Diels-Alder, penambahan reagen Grignard ke grup karbonil, reaksi Heck, reaksi Michael dan reaksi Wittig.
2. faktor yang mempengaruhinya adalah adanya efek substituen, kekuatan nukleofil, gugus pergi yang baik, efek sterik pada nukleofil dan efek sterik subrat
3. pada mekanisme SE1 laju reaksinya tidak dipengaruhi oleh konsentrasi elektrofil hal ini karena pada mekanisme SE1 tahap penentu laju reaksinnya yaitu ionisasi sedangkang pada mekanisme SE2 reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi elektrofil dan subrat. selain itu Produk reaksi yang mengikuti mekanisme SE1 dapat menghasilkan produk dengan mempertahankan konfigurasi semula , atau rasemisasi, atau pembalikan konfigurasi sebagian, tergantung pada faktor-faktor kestabilan karbanion, konsentrasi elektrofil, kekuatan elektrofil, dan konfigurasi karbanion sedangkan produk reaksi yang mengikuti mekanisme SE2 dan SEi menghasilkan produk dengan mempertahankan konfigurasi semula.
Terimakasih atas materinya.
BalasHapusSaya mencoba menjawab pertanyaan yaitu:
1.Reaksi yang dapat membentuk ikatan karbon-karbon adalah reaksi Aldol, reaksi Diels-Alder, penambahan reagen Grignard ke grup karbonil, reaksi Heck, reaksi Michael dan reaksi Wittig.
2. yaitu efek substituen, kekuatan nukleofil, gugus pergi yang baik, efek sterik pada nukleofil dan efek sterik substrat
3. Laju reaksi yang mengikuti mekanisme SE1 tidak dipengaruhi oleh konsentrasi elektrofil karena tahap penentu laju reaksi adalah tahap ionisasi (pembentukan karbanion) sedangkan Mekanisme substitusi elektrofilik bimolekuler (SE2)reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi elektrofil dan substrat.
Produk reaksi yang mengikuti mekanisme SE1 dapat menghasilkan produk dengan mempertahankan konfigurasi semula (retensi), atau rasemisasi, atau pembalikan konfigurasi (inversi) sebagian, tergantung pada faktor-faktor kestabilan karbanion, konsentrasi elektrofil, kekuatan elektrofil, dan konfigurasi karbanion sedangkan produk reaksi yang mengikuti mekanisme SE2 dan SEi menghasilkan produk dengan mempertahankan konfigurasi semula.
Semoga bermanfaat (:
Terimakasih della
BalasHapusUntuk pertanyaan
3. Bagaimana perbedaan laju reaksi dan produk yang dihasilkan antara mekanisme substitusi elektrofilik unimolekuler(SE1)dan bimolekuler(SE2)?
Reaksi SE1 menghasilkan produk dengan mempertahankan konfigurasi semula (retensi), atau rasemisasi, atau pembalikan konfigurasi (inversi) sebagian, tergantung pada faktor-faktor kestabilan karbanion, konsentrasi elektrofil, kekuatan elektrofil, dan konfigurasi karbanion.
Reaksi SE2 dan SEi menghasilkan produk dengan mempertahankan konfigurasi semula
Sekian :)
Terimakasih saya akan menjawab pertanyaan pertama, Reaksi yang dapat membentuk ikatan karbon-karbon adalah reaksi Aldol, reaksi Diels-Alder, penambahan reagen Grignard ke grup karbonil, reaksi Heck, reaksi Michael dan reaksi Wittig.
BalasHapusTerimakasih atas penjelasannya. Saya akan mencoba menjawab pertanyaan anda beradasarkan literatur.
BalasHapus1.Reaksi yang dapat membentuk ikatan karbon-karbon adalah reaksi Aldol, reaksi Diels-Alder, penambahan reagen Grignard ke grup karbonil, reaksi Heck, reaksi Michael dan reaksi Wittig.
2. yaitu efek substituen, kekuatan nukleofil, gugus pergi yang baik, efek sterik pada nukleofil dan efek sterik substrat
3.
Laju reaksi yang mengikuti mekanisme SE1 tidak dipengaruhi oleh konsentrasi elektrofil karena tahap penentu laju reaksi adalah tahap ionisasi (pembentukan karbanion) sedangkan Mekanisme substitusi elektrofilik bimolekuler (SE2)reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi elektrofil dan substrat.
Produk reaksi yang mengikuti mekanisme SE1 dapat menghasilkan produk dengan mempertahankan konfigurasi semula (retensi), atau rasemisasi, atau pembalikan konfigurasi (inversi) sebagian, tergantung pada faktor-faktor kestabilan karbanion, konsentrasi elektrofil, kekuatan elektrofil, dan konfigurasi karbanion sedangkan produk reaksi yang mengikuti mekanisme SE2 dan SEi menghasilkan produk dengan mempertahankan konfigurasi semula.
Terimakasih untuk pemaparan materinya. saya akan mencoba menjawab pertanyaan nmor
BalasHapus1.Reaksi yang dapat membentuk ikatan karbon-karbon adalah reaksi Aldol, reaksi Diels-Alder, penambahan reagen Grignard ke grup karbonil, reaksi Heck, reaksi Michael dan reaksi Wittig.
3. Laju reaksi yang mengikuti mekanisme SE1 tidak dipengaruhi oleh konsentrasi elektrofil karena tahap penentu laju reaksi adalah tahap ionisasi (pembentukan karbanion) sedangkan Mekanisme substitusi elektrofilik bimolekuler (SE2)reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi elektrofil dan substrat.
Produk reaksi yang mengikuti mekanisme SE1 dapat menghasilkan produk dengan mempertahankan konfigurasi semula (retensi), atau rasemisasi, atau pembalikan konfigurasi (inversi) sebagian, tergantung pada faktor-faktor kestabilan karbanion, konsentrasi elektrofil, kekuatan elektrofil, dan konfigurasi karbanion sedangkan produk reaksi yang mengikuti mekanisme SE2 dan SEi menghasilkan produk dengan mempertahankan konfigurasi semula.
Terimakasih untuk pemaparan materinya. saya akan mencoba menjawab pertanyaan nmor
BalasHapus1.Reaksi yang dapat membentuk ikatan karbon-karbon adalah reaksi Aldol, reaksi Diels-Alder, penambahan reagen Grignard ke grup karbonil, reaksi Heck, reaksi Michael dan reaksi Wittig.
3. Laju reaksi yang mengikuti mekanisme SE1 tidak dipengaruhi oleh konsentrasi elektrofil karena tahap penentu laju reaksi adalah tahap ionisasi (pembentukan karbanion) sedangkan Mekanisme substitusi elektrofilik bimolekuler (SE2)reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi elektrofil dan substrat.
Produk reaksi yang mengikuti mekanisme SE1 dapat menghasilkan produk dengan mempertahankan konfigurasi semula (retensi), atau rasemisasi, atau pembalikan konfigurasi (inversi) sebagian, tergantung pada faktor-faktor kestabilan karbanion, konsentrasi elektrofil, kekuatan elektrofil, dan konfigurasi karbanion sedangkan produk reaksi yang mengikuti mekanisme SE2 dan SEi menghasilkan produk dengan mempertahankan konfigurasi semula.
Terimakasih dellaku,
BalasHapusSaya mencoba menjawab pertanyaan 1 dan 2,yaitu :
1.Reaksi yang dapat membentuk ikatan karbon-karbon adalah reaksi Aldol, reaksi Diels-Alder, penambahan reagen Grignard ke grup karbonil, reaksi Heck, reaksi Michael dan reaksi Wittig.
2. yaitu efek substituen, kekuatan nukleofil, gugus pergi yang baik, efek sterik pada nukleofil dan efek sterik substrat