Rabu, 08 November 2017

Pembentukan Ikatan C-C, Penyerangan Elektrofilik dan Nukleofilik



Dalam berikatan sesama atom karbon terdapat tiga kemukinan, pertama membentuk ikatan tunggal, ikatan rangkap dua dan ikatan rangkap tiga. Senyawa dengan ikatan tunggal disebut dengan senyawa hidrokarbon jenuh. 
Adapun panjang ikatan tunggal C–C adalah 0,154 nm. Ikatan karbon-karbon adalah ikatan kovalen antara dua atom karbon. Bentuk yang paling umum adalah ikatan tunggal: ikatan yang tersusun atas dua elektron, satu dari masing-masing dua atom. Ikatan tunggal karbon-karbon adalah ikatan sigma dan dikatakan terbentuk dari satu orbital hibrid dari masing-masing atom karbon. Dalam hal ini Etana, C2H6, merupakan contoh paling sederhana dari molekul yang mengandung ikatan karbon-karbon. 
Percabangan juga sering terjadi pada C-C kerangka. Atom karbon yang berbeda dapat diidentifikasi sehubungan dengan jumlah karbon tetangga:
1)                       atom karbon primer: satu atom karbon tetangga
2)                       atom karbon sekunder: dua atom karbon tetangga
3)                       tersier atom karbon: tiga atom karbon tetangga
4)                       kuartener atom karbon: empat atom karbon tetangga
Pembentukan Ikatan C-C
1 .     Melalui reaksi radikal bebas

Tidak terkendali, dapat melakukan reaksi berantai (tidak digunakan dalam sintesis).
2 .    Melalui reaksi antara C+ dengan C-

Lebih terkendali (digunakan dalam sintesis).
Contoh lain reaksi yang membentuk ikatan karbon-karbon adalah reaksi Aldol, reaksi Diels-Alder, penambahan reagen Grignard ke grup karbonil, reaksi Heck, reaksi Michael dan reaksi Wittig.
Nukleofil dan elektrofil
Pada proses heterolisis akan terjadi nukleofil dan elektrofil.
a. Nukleofil adalah spesies (atom / ion/ molekul) yang kaya elektron, sehingga dia tidak
suka akan elektron tetapi suka akan nukleus (inti yang kekurangan elektron).
Contoh nukleofil:
b. Elektrofil adalah spesies (atom / ion / molekul) yang kekurangan elektron, sehingga
ia suka akan elektron.
Contoh elektrofil:
Menurut konsep asam basa Lewis nukleofil adalah suatu basa, sedangkan elektrofil adalah suatu asam. Reaksi senyawa karbon pada dasarnya adalah reaksi antara suatu nukleofil dengan suatu elektrofil.
Reaksi Substitusi
            Reaksi substitusi terjadi apabila sebuah atom atau gugus yang berasal dari pereaksi menggantikan sebuah atom atau gugus dari molekul yang bereaksi. Reaksi substitusi dapat terjadi pada atom karbon jenuh atau tak jenuh.
1. Reaksi substitusi nukleofilik
            Pada reaksi substitusi nukleofilik atom/ gugus yang diganti mempunyai elektronegativitas lebih besar dari atom C, dan atom/gugus pengganti adalah suatu nukleofil, baik nukleofil netral atau nukleofil yang bermuatan negatif.
            Reaktivitas relatif dalam reaksi substitusi nukleofilik dipengaruhi oleh reaktivitas nukleofil, struktur alkilhalida dan sifat dari gugus terlepas. Reaktivitas nukleofil dipengaruhi oleh basisitas, kemampuan mengalami polarisasi, dan solvasi.
            Reaksi Substitusi Nukleofilik Pada dasarnya terdapat dua mekanisme reaksi substitusi nukleofilik. Mereka dilambangkan dengan SN2 adan SN1. Bagian SN menunjukkan substitusi nukleofilik, sedangkan arti 1 dan 2 akan dijelaskan kemudian.
A. Reaksi SN1 Mekanisme SN1 dalah proses dua tahap. Pada tahap pertama, ikatan antarakarbon dengan gugus pergi putus. 

            Gugus pergi terlepas dengan membawa pasangan elektron, dan terbentuklah ion karbonium. Pada tahap kedua (tahap cepat), ion karbonium bergabung dengan nukleofil membentuk produk 

            Pada mekanisme SN1, substitusi terjadi dalam dua tahap. Notasi 1 digunakan sebab pada tahap lambat hanya satu dari dua pereaksi yang terlibat, yaitu substrat. Tahap ini sama sekali tidak melibatkan nukleofil. 
B. Reaksi SN2 Mekanisme SN2 adalah proses satu tahap yang dapat digambarkan sebagai berikut: 
            Nukleofil menyerang dari belakang ikatan C-X. Pada keadaan transisi, nukleofil dan gugus pergi berasosiasi dengan karbon di mana substitusi akan terjadi. Pada saat gugus pergi terlepas dengan membawa pasangan elektron, nukleofil memberikan pasangan elektronnya untuk dijadikan pasangan elektron dengan karbon. Notasi 2 menyatakan bahwa reaksi adalah bimolekuler, yaitu nukleofil dan substrat terlibat dalam langkah penentu kecepatan reaksi dalam mekanisme reaksi. 
2. Reaksi substitusi elektrofilik
            Benzena memiliki rumus molekul C6H6, dari rumus molekul tersebut seyogyanya benzena termasuk golongan senyawa hidrokarbon tidak jenuh. Namun ternyata benzena mempunyai sifat kimia yang berbeda dengan senyawa hidrokarbon tidak jenuh. Beberapa perbedaan sifat benzena dengan senyawa hidrokarbon tidak jenuh adalah diantaranya bahwa benzena tidak mengalami reaksi adisi melainkan mengalami reaksi substitusi. Pada umumnya reaksi yang terjadi terhadap molekul benzena adalah reaksi substitusi elektrofilik, hal ini disebabkan karena benzena merupakan molekul yang kaya elektron. Ada 4 macam reaksi substitusi elektrofilik terhadap senyawa aromatik,
y a i t u :
Pada reaksi substitusi elektrofilik dikenal empat macam mekanisme yaitu: SE1, SE2 (depan), SE2 (belakang) dan SEi. SE1 adalah substitusi elektrofilik unimolekuler sedangkan SE2 dan SEi adalah substitusi elektrofilik bimolekuler.
1. Mekanisme substitusi elektrofilik unimolekuler (SE1)
            Mekanisme reaksi substitusi elektrofilik unimolekuler (SE1) terdiri dari dua tahap, yaitu tahap ionisasi yang berlangsung lambat dan merupakan tahap penentu laju reaksi, dan tahap penggabungan karbanion dengan elektrofil yang berlangsung cepat.
                                  lambat
Tahap 1.          R-X                          R- :      +          X+
                                                                   cepat
Tahap 2.          R- :   +      Y+                               R – Y
                                     Elektrofil

            Produk reaksi yang mengikuti mekanisme SE1 dapat menghasilkan produk dengan mempertahankan konfigurasi semula (retensi), atau rasemisasi, atau pembalikan konfigurasi (inversi) sebagian, tergantung pada faktor-faktor kestabilan karbanion, konsentrasi elektrofil, kekuatan elektrofil, dan konfigurasi karbanion.
2. Mekanisme substitusi elektrofilik bimolekuler (SE2 dan SEi)
            Mekanisme reksi substitusi elektrofilik bimolekuler pada senyawa alifatik terjadi melalui pemutusan ikatan antara gugus pergi dengan substrat dan pembentukan ikatan baru antara elektrofil dengan substrat berlangsung dalam waktu yang bersamaan. Kebanyakan reaksi substitusi elektrofilik bimolekuler (orde kedua) menghasilkan produk dengan mempertahankan konfigurasi semula. Hal ini berarti bahwa pada umumnya reaksi berlangsung dengan mekanisme dimana elektrofil menyerang substrat dari arah depan, SE2 (depan) atau SEi.
            Kenyataan ini berlawanan dengan mekanisme SN2. Pada mekanisme SN2, nukleofil menyerang atom karbon yang mengikat gugus pergi, sedangkan pada mekanisme SE2 elektrofil menyerang elektron yang mengikat atom karbon dan gugus pergi. Oleh karena itu reaksi berlangsung lebih cepat jika elektrofil menyerang substrat dari sisi yang sama dengan kedudukan gugus pergi daripada sebaliknya karena adanya halangan sterik.
Reaksi Adisi
            Reaksi adisi terjadi pada senyawa tak jenuh. Molekul tak jenuh dapat menerima tambahan atom atau gugus dari suatu pereaksi. Dua contoh pereaksi yang mengadisi pada ikatan rangkap adalah brom dan hidrogen. Adisi brom biasanya merupakan reaksi cepat, dan sering dipakai sebagai uji kualitatif untuk mengidentifikasi ikatan rangkap dua atau rangkap tiga. Reaksi adisi secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Adisi elektrofilik
Tahap reaksi adisi elektrofilik adalah:
ô€€­ Tahap 1: serangan terhadap elektrofil E+ yang terjadi secara lambat,
ô€€­ Tahap 2 : serangan nukleofil terhadap karbonium,
Sebagai contoh apabila etena bereaksi dengan HBr , mekanisme reaksi mengikuti langkah sebagai berikut:
2. Adisi nukleofilik
Tahap reaksi adisi nukleofilik adalah:
Adisi nukleofilik ini khusus untuk HX terhadap senyawa C = C – Z, dimana Z adalah CHO, COR, COOR, CN, NO2, SO2R, gugus ini mendominasi delokalisasi elektron pada senyawa intermediet.

Pertanyaan:
1.   Sebutkan reaksi yang dapat membetuk ikatan karbon-karbon(C-C)?
2.   Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi SN1 dan SN2? 
3. Bagaimana perbedaan laju reaksi dan produk yang dihasilkan antara mekanisme substitusi elektrofilik unimolekuler(SE1)dan bimolekuler(SE2)?

Sumber:
Fessenden dan Fessenden. 1986. Kimia Organik Jilid I. Jakarta : Erlangga.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/PENGGOLONGAN%20SENYAWA%20ORGAN        IK%20DAN%20DASAR-DASAR%20REAKSI.pdf.



26 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Terimakasih della,
    Saya mencoba menjawab pertanyaan 1 dan 2,yaitu :
    1.Reaksi yang dapat membentuk ikatan karbon-karbon adalah reaksi Aldol, reaksi Diels-Alder, penambahan reagen Grignard ke grup karbonil, reaksi Heck, reaksi Michael dan reaksi Wittig.
    2. yaitu efek substituen, kekuatan nukleofil, gugus pergi yang baik, efek sterik pada nukleofil dan efek sterik substrat

    BalasHapus
  3. Terimakasih della
    Saya mencoba menjawab pertanyaan 1 dan 2,yaitu:
    1.Reaksi yang dapat membentuk ikatan karbon-karbon adalah reaksi Aldol, reaksi Diels-Alder, penambahan reagen Grignard ke grup karbonil, reaksi Heck, reaksi Michael dan reaksi Wittig.
    2. yaitu efek substituen, kekuatan nukleofil, gugus pergi yang baik, efek sterik pada nukleofil dan efek sterik substrat

    BalasHapus
  4. Terima kasih atas penjelasannya
    Saya akan mencoba menjawab pertanyaan nmr 3
    3. Laju reaksi yang mengikuti mekanisme SE1 tidak dipengaruhi oleh konsentrasi elektrofil karena tahap penentu laju reaksi adalah tahap ionisasi (pembentukan karbanion) sedangkan Mekanisme substitusi elektrofilik bimolekuler (SE2)reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi elektrofil dan substrat.
    Produk reaksi yang mengikuti mekanisme SE1 dapat menghasilkan produk dengan mempertahankan konfigurasi semula (retensi), atau rasemisasi, atau pembalikan konfigurasi (inversi) sebagian, tergantung pada faktor-faktor kestabilan karbanion, konsentrasi elektrofil, kekuatan elektrofil, dan konfigurasi karbanion sedangkan produk reaksi yang mengikuti mekanisme SE2 dan SEi menghasilkan produk dengan mempertahankan konfigurasi semula.
    Semoga bermanfaat

    BalasHapus
  5. materi yang sangat menarik saya akan menajwab pertanyaan nomor 1, Melalui Reaksi Radikal bebas, Tidak terkendali, dapat melakukan reaksi berantai (tidak digunakan dalam sintesis) dan Melalui reaksi antara C+ dengan C- Lebih terkendali (digunakan dalam sintesis).

    BalasHapus
  6. Terimakasih atas materinya della. Saya akan menjawab pertanyaan yg anda ajukan dimana reaksi yang dapat membentuk ikatan karbon-karbon seperti yang anda jelaskan pada materi diatas yaitu reaksi Aldol, reaksi Diels-Alder, penambahan reagen Grignard ke grup karbonil, reaksi Heck, reaksi Michael dan reaksi Wittig. sedangkan faktor yg mempengaruhi SN1 dan SN2 adalah adanga efek substituen, kekuatan nukleofil, gugus pergi yang baik, efek sterik pada nukleofil dan efek sterik substrat (halangan sterik pada substrat). Terimakasih

    BalasHapus
  7. Terimakasih atas penjelasan yang telah disampaikan della .. saya ingin mencoba menjawab pertanyaan yang telah anda ajukan
    Jawaban:

    1.terdapat beberapa reaksi yang dapat menyebabkan terbentuknya ikatan c-c diantaranya adanya aksi Aldol, reaksi Diels-Alder, penambahan reagen Grignard ke grup karbonil, reaksi Heck, reaksi Michael dan reaksi Wittig.
    2. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi yaitu efek substituen, kekuatan nukleofil, gugus pergi yang baik, efek sterik pada nukleofil dan efek sterik substrat

    BalasHapus
  8. Hai della, menurut saya
    1. bisa memlaui reaksi pembentukan radikal, lalu reaksi antara karbon nujleofil dan elektrofil, selain itu reaksi Aldol, reaksi Diels-Alder, penambahan reagen Grignard ke grup karbonil, reaksi Heck, reaksi Michael dan reaksi Wittig.
    2. menurut saya yang mempengaruhi adalah substratnya (mis : alkil halida primer, sekunder, tersier), nukleofilnya, gugus pergi, serta pelarut
    terimakasih

    BalasHapus
  9. Menurut saya,faktor yang mempengaruhi reaksi SN1 dan SN2 ialah efek substituen, kekuatan nukleofil, gugus pergi yang baik, efek sterik pada nukleofil dan efek sterik substrat. Selanjutnya laju reaksi yang mengikuti mekanisme SE1 tidak dipengaruhi oleh konsentrasi elektrofil dikarenakan tahap penentu laju reaksi adalah tahap ionisasi (pembentukan karbanion) produk hasilnya rasemisasi sedangkan mekanisme substitusi elektrofilik bimolekuler (SE2) reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi elektrofil dan substrat produk hasilnya mempertahankan konfigurasi semula.

    BalasHapus
  10. Terimakasih atas pemaparan materi yang sangat bermanfaat , menurut saya untuk jawaban yang pertama dan kedua yakni
    1.Reaksi yang dapat membentuk ikatan karbon-karbon adalah reaksi Aldol, reaksi Diels-Alder, penambahan reagen Grignard ke grup karbonil, reaksi Heck, reaksi Michael dan reaksi Wittig.
    2. yaitu efek substituen, kekuatan nukleofil, gugus pergi yang baik, efek sterik pada nukleofil dan efek sterik substrat.

    BalasHapus
  11. Terima kasih atas materinya
    Menirut saya Laju reaksi yang mengikuti mekanisme SE1 tidak dipengaruhi oleh konsentrasi elektrofil karena tahap penentu laju reaksi adalah tahap ionisasi (pembentukan karbanion) sedangkan Mekanisme substitusi elektrofilik bimolekuler (SE2)reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi elektrofil dan substrat.
    Produk reaksi yang mengikuti mekanisme SE1 dapat menghasilkan produk dengan mempertahankan konfigurasi semula (retensi), atau rasemisasi, atau pembalikan konfigurasi (inversi) sebagian, tergantung pada faktor-faktor kestabilan karbanion, konsentrasi elektrofil, kekuatan elektrofil, dan konfigurasi karbanion sedangkan produk reaksi yang mengikuti mekanisme SE2 dan SEi menghasilkan produk dengan mempertahankan konfigurasi semula.

    BalasHapus
  12. terima kasih atas materinya, menurut saya jawaban no 1 yaitu Reaksi yang dapat membentuk ikatan karbon-karbon adalah reaksi Aldol, reaksi Diels-Alder, penambahan reagen Grignard ke grup karbonil, reaksi Heck, reaksi Michael dan reaksi Wittig.

    BalasHapus
  13. terima kasih della, untuk pertanyaan no 2 dan 3 menurut saya dimana reaksi yang dapat membentuk ikatan karbon-karbon seperti yang anda jelaskan pada materi diatas yaitu reaksi Aldol, reaksi Diels-Alder, penambahan reagen Grignard ke grup karbonil, reaksi Heck, reaksi Michael dan reaksi Wittig. sedangkan faktor yg mempengaruhi SN1 dan SN2 adalah adanga efek substituen, kekuatan nukleofil, gugus pergi yang baik, efek sterik pada nukleofil dan efek sterik substrat (halangan sterik pada substrat).

    BalasHapus
  14. Terimakasih atas materinya
    Saya akan menjawab
    Menurut saya
    1.Reaksi yang dapat membentuk ikatan karbon-karbon adalah reaksi Aldol, reaksi Diels-Alder, penambahan reagen Grignard ke grup karbonil, reaksi Heck, reaksi Michael dan reaksi Wittig.
    2. yaitu efek substituen, kekuatan nukleofil, gugus pergi yang baik, efek sterik pada nukleofil dan efek sterik substrat
    3.
    Laju reaksi yang mengikuti mekanisme SE1 tidak dipengaruhi oleh konsentrasi elektrofil karena tahap penentu laju reaksi adalah tahap ionisasi (pembentukan karbanion) sedangkan Mekanisme substitusi elektrofilik bimolekuler (SE2)reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi elektrofil dan substrat.
    Produk reaksi yang mengikuti mekanisme SE1 dapat menghasilkan produk dengan mempertahankan konfigurasi semula (retensi), atau rasemisasi, atau pembalikan konfigurasi (inversi) sebagian, tergantung pada faktor-faktor kestabilan karbanion, konsentrasi elektrofil, kekuatan elektrofil, dan konfigurasi karbanion sedangkan produk reaksi yang mengikuti mekanisme SE2 dan SEi menghasilkan produk dengan mempertahankan konfigurasi semula.
    Semoga bermanfaat
    Terimakasih

    BalasHapus
  15. Terimakasih atas penjelasannya della
    Saya akan mencoba menjawab pertanyaannya
    3. Laju reaksi yang mengikuti mekanisme SE1 tidak dipengaruhi oleh konsentrasi elektrofil karena tahap penentu laju reaksi adalah tahap ionisasi (pembentukan karbanion) sedangkan Mekanisme substitusi elektrofilik bimolekuler (SE2)reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi elektrofil dan substrat.
    Produk reaksi yang mengikuti mekanisme SE1 dapat menghasilkan produk dengan mempertahankan konfigurasi semula (retensi), atau rasemisasi, atau pembalikan konfigurasi (inversi) sebagian, tergantung pada faktor-faktor kestabilan karbanion, konsentrasi elektrofil, kekuatan elektrofil, dan konfigurasi karbanion sedangkan produk reaksi yang mengikuti mekanisme SE2 dan SEi menghasilkan produk dengan mempertahankan konfigurasi semula.
    Terimakasih :)

    BalasHapus
  16. terimakasih materinya..
    saya akan mencoba menjawab pertanyaan anda..
    1.Reaksi yang dapat membentuk ikatan karbon-karbon, yaitu reaksi Aldol, reaksi Diels-Alder, penambahan reagen Grignard ke grup karbonil, reaksi Heck, reaksi Michael dan reaksi Wittig.
    2. faktor yang mempengaruhi reakai Su stitusi nukleofilikyaitu efek substituen, kekuatan nukleofil, gugus pergi yang baik, efek sterik pada nukleofil dan efek sterik substrat

    BalasHapus
  17. terimakasih atas materinya
    saya akan mencoba menjawab pertanyaan anda
    2. faktor yang mempengaruhinya adalah adanya efek substituen, kekuatan nukleofil, gugus pergi yang baik, efek sterik pada nukleofil dan efek sterik subrat
    3. pada mekanisme SE1 laju reaksinya tidak dipengaruhi oleh konsentrasi elektrofil hal ini karena pada mekanisme SE1 tahap penentu laju reaksinnya yaitu ionisasi sedangkang pada mekanisme SE2 reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi elektrofil dan subrat. selain itu Produk reaksi yang mengikuti mekanisme SE1 dapat menghasilkan produk dengan mempertahankan konfigurasi semula , atau rasemisasi, atau pembalikan konfigurasi sebagian, tergantung pada faktor-faktor kestabilan karbanion, konsentrasi elektrofil, kekuatan elektrofil, dan konfigurasi karbanion sedangkan produk reaksi yang mengikuti mekanisme SE2 dan SEi menghasilkan produk dengan mempertahankan konfigurasi semula.

    BalasHapus
  18. Materi yang menarik Della, reaksi yang dapat membentuk ikatan C-C yaitu reaksi Aldol, reaksi Diels-Alder, penambahan reagen Grignard ke grup karbonil, reaksi Heck, reaksi Michael dan reaksi Wittig.
    Faktor yang mempengaruhi SN1 dan SN2 yaitu efek substituen, kekuatan nukleofil, gugus pergi yang baik, efek sterik pada nukleofil dan efek sterik substrat.

    BalasHapus
  19. terimakasih materinya..
    saya akan mencoba menjawab pertanyaan anda..
    1.Reaksi yang dapat membentuk ikatan karbon-karbon, yaitu reaksi Aldol, reaksi Diels-Alder, penambahan reagen Grignard ke grup karbonil, reaksi Heck, reaksi Michael dan reaksi Wittig.
    2. faktor yang mempengaruhinya adalah adanya efek substituen, kekuatan nukleofil, gugus pergi yang baik, efek sterik pada nukleofil dan efek sterik subrat
    3. pada mekanisme SE1 laju reaksinya tidak dipengaruhi oleh konsentrasi elektrofil hal ini karena pada mekanisme SE1 tahap penentu laju reaksinnya yaitu ionisasi sedangkang pada mekanisme SE2 reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi elektrofil dan subrat. selain itu Produk reaksi yang mengikuti mekanisme SE1 dapat menghasilkan produk dengan mempertahankan konfigurasi semula , atau rasemisasi, atau pembalikan konfigurasi sebagian, tergantung pada faktor-faktor kestabilan karbanion, konsentrasi elektrofil, kekuatan elektrofil, dan konfigurasi karbanion sedangkan produk reaksi yang mengikuti mekanisme SE2 dan SEi menghasilkan produk dengan mempertahankan konfigurasi semula.

    BalasHapus
  20. Terimakasih atas materinya.
    Saya mencoba menjawab pertanyaan yaitu:
    1.Reaksi yang dapat membentuk ikatan karbon-karbon adalah reaksi Aldol, reaksi Diels-Alder, penambahan reagen Grignard ke grup karbonil, reaksi Heck, reaksi Michael dan reaksi Wittig.
    2. yaitu efek substituen, kekuatan nukleofil, gugus pergi yang baik, efek sterik pada nukleofil dan efek sterik substrat
    3. Laju reaksi yang mengikuti mekanisme SE1 tidak dipengaruhi oleh konsentrasi elektrofil karena tahap penentu laju reaksi adalah tahap ionisasi (pembentukan karbanion) sedangkan Mekanisme substitusi elektrofilik bimolekuler (SE2)reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi elektrofil dan substrat.
    Produk reaksi yang mengikuti mekanisme SE1 dapat menghasilkan produk dengan mempertahankan konfigurasi semula (retensi), atau rasemisasi, atau pembalikan konfigurasi (inversi) sebagian, tergantung pada faktor-faktor kestabilan karbanion, konsentrasi elektrofil, kekuatan elektrofil, dan konfigurasi karbanion sedangkan produk reaksi yang mengikuti mekanisme SE2 dan SEi menghasilkan produk dengan mempertahankan konfigurasi semula.
    Semoga bermanfaat (:

    BalasHapus
  21. Terimakasih della
    Untuk pertanyaan

    3. Bagaimana perbedaan laju reaksi dan produk yang dihasilkan antara mekanisme substitusi elektrofilik unimolekuler(SE1)dan bimolekuler(SE2)?

    Reaksi SE1 menghasilkan produk dengan mempertahankan konfigurasi semula (retensi), atau rasemisasi, atau pembalikan konfigurasi (inversi) sebagian, tergantung pada faktor-faktor kestabilan karbanion, konsentrasi elektrofil, kekuatan elektrofil, dan konfigurasi karbanion.

    Reaksi SE2 dan SEi menghasilkan produk dengan mempertahankan konfigurasi semula

    Sekian :)

    BalasHapus
  22. Terimakasih saya akan menjawab pertanyaan pertama, Reaksi yang dapat membentuk ikatan karbon-karbon adalah reaksi Aldol, reaksi Diels-Alder, penambahan reagen Grignard ke grup karbonil, reaksi Heck, reaksi Michael dan reaksi Wittig.

    BalasHapus
  23. Terimakasih atas penjelasannya. Saya akan mencoba menjawab pertanyaan anda beradasarkan literatur.

    1.Reaksi yang dapat membentuk ikatan karbon-karbon adalah reaksi Aldol, reaksi Diels-Alder, penambahan reagen Grignard ke grup karbonil, reaksi Heck, reaksi Michael dan reaksi Wittig.
    2. yaitu efek substituen, kekuatan nukleofil, gugus pergi yang baik, efek sterik pada nukleofil dan efek sterik substrat
    3.
    Laju reaksi yang mengikuti mekanisme SE1 tidak dipengaruhi oleh konsentrasi elektrofil karena tahap penentu laju reaksi adalah tahap ionisasi (pembentukan karbanion) sedangkan Mekanisme substitusi elektrofilik bimolekuler (SE2)reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi elektrofil dan substrat.
    Produk reaksi yang mengikuti mekanisme SE1 dapat menghasilkan produk dengan mempertahankan konfigurasi semula (retensi), atau rasemisasi, atau pembalikan konfigurasi (inversi) sebagian, tergantung pada faktor-faktor kestabilan karbanion, konsentrasi elektrofil, kekuatan elektrofil, dan konfigurasi karbanion sedangkan produk reaksi yang mengikuti mekanisme SE2 dan SEi menghasilkan produk dengan mempertahankan konfigurasi semula.

    BalasHapus
  24. Terimakasih untuk pemaparan materinya. saya akan mencoba menjawab pertanyaan nmor
    1.Reaksi yang dapat membentuk ikatan karbon-karbon adalah reaksi Aldol, reaksi Diels-Alder, penambahan reagen Grignard ke grup karbonil, reaksi Heck, reaksi Michael dan reaksi Wittig.
    3. Laju reaksi yang mengikuti mekanisme SE1 tidak dipengaruhi oleh konsentrasi elektrofil karena tahap penentu laju reaksi adalah tahap ionisasi (pembentukan karbanion) sedangkan Mekanisme substitusi elektrofilik bimolekuler (SE2)reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi elektrofil dan substrat.
    Produk reaksi yang mengikuti mekanisme SE1 dapat menghasilkan produk dengan mempertahankan konfigurasi semula (retensi), atau rasemisasi, atau pembalikan konfigurasi (inversi) sebagian, tergantung pada faktor-faktor kestabilan karbanion, konsentrasi elektrofil, kekuatan elektrofil, dan konfigurasi karbanion sedangkan produk reaksi yang mengikuti mekanisme SE2 dan SEi menghasilkan produk dengan mempertahankan konfigurasi semula.

    BalasHapus
  25. Terimakasih untuk pemaparan materinya. saya akan mencoba menjawab pertanyaan nmor
    1.Reaksi yang dapat membentuk ikatan karbon-karbon adalah reaksi Aldol, reaksi Diels-Alder, penambahan reagen Grignard ke grup karbonil, reaksi Heck, reaksi Michael dan reaksi Wittig.
    3. Laju reaksi yang mengikuti mekanisme SE1 tidak dipengaruhi oleh konsentrasi elektrofil karena tahap penentu laju reaksi adalah tahap ionisasi (pembentukan karbanion) sedangkan Mekanisme substitusi elektrofilik bimolekuler (SE2)reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi elektrofil dan substrat.
    Produk reaksi yang mengikuti mekanisme SE1 dapat menghasilkan produk dengan mempertahankan konfigurasi semula (retensi), atau rasemisasi, atau pembalikan konfigurasi (inversi) sebagian, tergantung pada faktor-faktor kestabilan karbanion, konsentrasi elektrofil, kekuatan elektrofil, dan konfigurasi karbanion sedangkan produk reaksi yang mengikuti mekanisme SE2 dan SEi menghasilkan produk dengan mempertahankan konfigurasi semula.

    BalasHapus
  26. Terimakasih dellaku,
    Saya mencoba menjawab pertanyaan 1 dan 2,yaitu :
    1.Reaksi yang dapat membentuk ikatan karbon-karbon adalah reaksi Aldol, reaksi Diels-Alder, penambahan reagen Grignard ke grup karbonil, reaksi Heck, reaksi Michael dan reaksi Wittig.
    2. yaitu efek substituen, kekuatan nukleofil, gugus pergi yang baik, efek sterik pada nukleofil dan efek sterik substrat

    BalasHapus